Sahabatnews.com-Medan Mantan Ketua Partai Kebangkitan Nasional Ulama Sumut (PKNU) Muhammad Ikhyar Velayati mengatakan Kharisma dan pesona Ustaz Abdul Somad sudah tergrus di mata umat islam ketika UAS menggunakan mistikasi dan memanipulasi suara ulama/wali untuk memenangkan pasangan Prabowo-sandi dalam Pilpres 2019
“ Masyarakat masih ingat saat Ustaz Abdul Somad meramal dan melakukan mistikasi bahwa beliau bertemu dengan para Ulama/Wali yang meramalkan Prabowo akan menang dan menjadi Presiden dalam Pilpres 2019, hal ini di katakan UAS saat wawancara yang ditayangkan TV One, Kamis (11/4/2019), tetapi yang terjadi justru Jokowi yang mendapat mandat dari rakyat serta menang telak dalam pilres 2019, sejak saat itu kharisma serta pesona UAS tergerus dan di tinggalkan oleh umat, khususnya umat Islam Kota Medan. Umat beranggapan bahwa UAS ternyata ustaz yang sangat politis serta pragmatis karena menggunakan dan memanipulasi para suara atau bisikan para wali hanya agar rakyat percaya dan memilih Prabowo”, ujar Ikhyar Velayati.
Ikhyar menjelaskan lebih lanjut bahwa masyarakat sudah jenuh dan jengah dengan pola pola kampanye yang menggunakan sentimen agama untuk kepentingan politik sesaat
“Jadi ketika UAS kembali menggunakan pola pola yang sama yaitu mistikasi dan memobilisasi sentiment keagamaan untuk kepentingan pragmatis justru akan menguntungkan pasangan Bobby-Aulia. Masyarakat yang awalnya memilih Akhyar-Salman malah berbalik golput atau justru memilih pasangan Bobby-Aulia di sebabkan jenuh dan jengah pada cara cara yang menggunakan agama untuk kepentingan politik sesaat”, Jelas Ikhyar yang juga di kenal sebagai Tokoh Aktifis Reformasi 98.
Menurut Ikhyar keterlibatan UAS di minggu terakhir kampanye Pilkada Kota Medan cerminan dari paniknya pasangan Akhyar-Salman karena tidak juga mendapat dukun gan dari masyarakat Kota Medan.
“ Di libatkannya UAS untuk menarik sentiment umat Islam justru gambaran bahwa terjadi kepanikan dalam Tim Akhyar –Salman karena hingga minggu terakhir pilkada kota Medan suara Akhyar-Salam masih belum bisa naik secara signifikan, kalah jauh dari pasangan Bobby-Aulia. Rakyat Kota Medan sebenarnya cukup objektif dan rasional dalam memilih Walikota Medan, mereka melihat bahwa selama 5 tahun ini Akhyar gagal dalam membangun dan mensejahterakan warga Kota Medan, bukan semakin baik malah semakin terpuruk di banding walikota sebelumnya. Kondisi ini harusnya menjadi evaluasi bagi Partai Partai di Sumatera Utara khususnya Kota Medan, agar ke depan jangan sekali kali memilih dan menetapkan pasangan Calon Walikota/Bupati yang terbukti gagal walaupun calon tersebut incumbent”, sindir bung Ikhyar demikian akrab di sapa.