Sahabatnews.com-Medan| Guru Besar Ilmu Tasawuf Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Prof Dr Rubaidi, MAg mengucap syukur atas anugerah dan penghargaan kepada Abuya Syekh Haji Amran Waly Al-Khalidy sebagai Wali Agama Aceh oleh lembaga adat Aceh, ini merupakan bentuk penghormatan atas konsistensi Abuya Amran Waly dalam mensyiarkan ajaran tauhid tasawuf di tengah umat yang intinya mengajak kita senantiasa selalu mendekatkan diri kepada Allah, menghilangkan sifat nipaq (kemunafikan) yang dilarang dalam Islam.
Hal ini disampaikan Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Dr Rubaidi, MAg kepada media lewat telepon langsung dari Surabaya, menanggapi terkait penghargaan yang diterima Abuya Amran Waly oleh lembaga adat Aceh tersebut.
“Penghargaan ini merupakan bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap ajaran yang disampaikan Abuya Amran Waly terkait pemahaman tauhid tasawuf yang dijalan secara murni dan konsisten berharap ridho Allah SWT, tanpa punya agenda lain, selain berharap ridho Allah semata, sehingga berbagai tuduhan dan fitnah terhadap Abuya selama ini tentang pemahaman ajaran tauhid tasawuf yang disampaikan selama ini terbantahkan,”ucap Prof Rubaidi kepada media, Rabu (30/10) lewat sambungan telepon dari Surabaya.
Menurut Prof Rubaidi, dalam lintasan sejarah Islam di Nusantara ini, penghargaan atas dakwah juga pernah diberikan Sultan Iskandar Muda kepada tokoh sufi Syekh Hamzah Fansuri yang konsisten menjalankan syiar (dakwah) Islam lewat pemahaman dan ajaran tasawuf, sehingga memberikan energi positif bagi perjuangan melawan Kolonialisme pada zamannya.
“Penghargaan kepada Abuya oleh salah seorang tokoh Perjuangan Rakyat Aceh Muallem Muzakkir Manaf, seperti mengulang siklus sejarah panjang bangsa ini, dimana Sultan Iskandar Muda yang berkuasa di seluruh wilayah Aceh Darussalam memberikan penghargaan kepada ulama sufi terdahulu Syekh Hamzah Fansuri, atas konsistensi perjuangan dakwah lewat ajaran dan pemahaman kesufian, sehingga mampu memberikan energi positif bagi perjuangan bangsa melawan Kolonialisme,”ujar Prof Rubaidi tegas.
Disamping itu, lanjut tokoh NU Jawa Timur ini, penghargaan yang diterima Abuya Amran Waly sebagai bentuk pengakuan atas dakwah yang disampaikan Abuya selama ini, dimana lewat Majelis tauhid dan tasawuf umat disadarkan, agar lebih mendekatkan diri kepada Allah, menghilangkan sifat iri, dengki yang merusak hati, sehingga terbentuk tatanan kehidupan kebangsaan yang harmonis, elegan dan beradab.
“Kita berharap lewat penghargaan ini, tudingan ataupun stigma negatif terhadap Abuya dan Majelis tauhid tasawuf (MPTT) bisa dihentikan, dan kita kembali ke jati diri kita sebagai insan yang rahmatan lil alamin, menguatkan persatuan dan persaudaraan dalam lingkup ukhwah islamiyah dan ukhwah Wathaniyah kita,”jelas Prof Rubaidi.
Penulis : AS
Editor : Admin1