Sahabatnews.com-Medan Citra buruk Univerisitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dibawah kepemimpinan Rektor Prof. Syahrin Harahap sudah sampai Jakarta.
Kementerian Agama RI pun merespon aroma tak sedap itu dan berjanji segera menurunkan tim untuk mengusut tuntas berbagai kasus yang terjadi di UINSU.
Kasubdit Ketenagaan Dirjen Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI, Rahman Bashori memastikan tim segera turun ke UINSU
Sebelumnya, perwakilan beberapa elemen di Sumatera Utara termasuk mahasiswa UINSU sendiri telah menyatakan, sejak kepemimpinan Prof. Syahrin Harahap sebagai rektor, UINSU terus menerus dilanda masalah yang membuat kampus UINSU jelek di masyarakat dan terus terdegradasi hingga ke titik terendah.
Berbagai kasus yang mendera seperti kasus dugaan plagiasi yang dilakukan oleh Prof. Syahrin Harahap, kasus dugaan jual beli jabatan dan pengaturan proyek, kasus amoral dugaan perselingkuhan, dan yang terbaru adanya dugaan KKN dalam perekrutan Dosen Tetap BLU non ASN yang viral di masyarakat Sumatera Utara.
Persoalan ini juga menjadi perhatian khusus Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Sumatera Utara yang menilai bahwa rektor UINSU telah gagal dalam memimpin, melalui Sekretaris PW IPNU Sumut Surya Hasibuan mengatakan deretan kasus mulai dari dugaan plagiasi yang menyeret nama Prof. Syahrin, telah meresahkan civitas akademika UINSU, namun hingga kini belum ada penyelesaian dan penjelasannnya. Dugaan jual beli jabatan dan pengaturan proyek atas pengaduan masyarakat, mahasiswa dan alumni UINSU ke Polda dan Kejatisu.
Kasus sangat memalukan dan menjadi perbincangan masyarakat juga terjadi, yaitu dugaan amoral perselingkuhan yang melibatkan petinggi UINSU. Kemudian kasus perekrutan dosen tetap BLU yang diduga sarat dengan permainan dan aroma KKN.
“Dugaan adanya permainan dan KKN itu terlihat dengan singkatnya waktu mulai dari pengumuman perekrutan hingga pengumuman akhir hasil seleksi, sehingga diduga perekrutan dilakukan hanya formalitas saja, sementara sudah ada orang orang yang dipersiapkan untuk mengisi formasi yang disediakan.
Salah satu bukti adanya dugaan permainan dan KKN dalam penerimaan dosen tetap BLU itu di antaranya, masuknya nama anak WR2 yang juga Ketua Pansel berinisial SK sebagai calon dosen tetap yang lulus seleksi akhir, padahal yang bersangkutan baru saja selesai sidang S2, bisa mengalahkan puluhan senior senior yang sudah memiliki pengalaman dalam mengajar” terang Surya
Surya menambahkan “Ada juga inisial FY yang merupakan tim sukses rektor, padahal diketahui ia masih menjabat sebagai komisaris di salah satu BUMN. Selain itu juga ada sejumlah nama lainnya sebagai peserta diduga “titipan” yang lulus dosen tetap BLU, adanya dugaan permainan semakin kuat karena dalam pengumuman seleksi akhir calon dosen tetap BLU itu tidak ditandatangani oleh Prof. Syahrin Harahap selaku rektor seperti pengumuman tahapan seleksi lainnya. Dalam pengumuman hanya tertera Tim Pansel, tetapi juga tidak ditandatangani satupun anggota Pansel yang diketuai WR2″ tegas Surya
Berbagai kasus yang terjadi itu, jelas sudah merusak nilai nilai kejujuran dan hilangnya integritas keilmuan di UINSU sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Citra UINSU menjadi jelek di masyarakat hingga banyak orang tua yang menjadi enggan mengkuliahkan anak-anaknya, dan itu terbukti dengan menurunnya jumlah pendaftar pada penerimaan mahasiswa pada Tahun Akademik 2021/2022 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Untuk itu Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Sumatera Utara secara terbuka dan tegas meminta Rektor UINSU agar segera mundur dari jabatannya karena jelas kehadirannya tidak membawa dampak positif justru sebaliknya, kemudian meminta Kemenag agar memerintahkan UINSU melakukan perekrutan ulang calon dosen tetap BLU non ASN secara transparan dengan terlebih dahulu membatalkan hasil seleksi dan mengganti seluruh pansel.
“Kita akan membuat surat resmi ke Menteri Agama Republik Indonesia agar rektor segera di copot” tutup Surya Hasibuan (Red/Min).