Sahabatnews.com – Medan | Wali Kota Medan secara serius ingin mempercantik wajah Kota Medan. Berbagai penataan terus dilakukan, agar wajah Kota Medan yang sudah memasuki usia senja ini, menjadi lebih cantik, rapi dan teratur.
Penataan Kota yang secara massif dilakukan Pemko Medan, mulai penataan taman, lampu hias yang terpasang dibeberapa ruas jalan protokol, bahkan masyarakat menyebutnya tiang lampu “pocong”, berdiri di atas beberapa ruas trotoar dengan mengelontorkan anggaran Rp. 25,7 milyar yang bersumber dari APBD Kota Medan tahun 2022.
Namun menjadi ironis, jika dilihat, hal ini berbanding terbalik dengan kondisi buruknya penanganan kabel-kabel dan tiang telepon yang mirip seperti jemuran dan bambu besi, sebab penataannya tidak beraturan dan berselemak.
Hal ini seperti terlihat di Jalan Ismailiyah persisnya persimpangan Jalan Sutrisno Medan, kabel-kabel telepon dibiarkan bergelantungan bahkan nyaris menyentuh tanah, dan tidak tertutup kemungkinan berpotensi memakan korban.
“Sepertinya kabel ini sengaja dibiarkan macam gini, tinggal menunggu ada korban baru diperbaiki”,ujar Risma kepada media, selasa (28)2) warga Jalan Denai yang setiap harinya melewati Jalan Ismailiyah ini mengantar anak ke sekolah.
Kondisi penataan Kota Medan yang semerawut dibeberapa wilayah pinggiran Kota Medan, juga mendapat tanggapan dari aktifis sosial Johan Merdeka. Menurut Johan penataan Kota tidak berimbang antara pusat Kota dan daerah pinggiran.
“Agak aneh juga kalau Wali Kota Medan lebih fokus membenahi atau mempercantik wilayah pusat Kota, mulai penerangan hingga penataan kabel telepon yang berserak, padahal justru di wilayah pinggiranlah semestinya mendapat perhatian untuk ditata lebih baik lagi”, ujarnya.
Menurutnya ada semacam diskriminasi dalam hal penataan Kota Medan, sebab dalam pandangannya penataan Kota tidak sesuai tujuan dan target yang ingin dicapai.
“Lihat apa urgensinya pengadaan lampu mirip pocong ditengah Kota yang sudah terang benderang ini dibuat, sementara dipinggiran Kota, kita bergelap ria, dan lihat juga kabel telepon yang beselemak bahkan terkesan dibiarkan hingga menunggu ada korban”,ujarnya geram.
Johan berharap agar Wali Kota Medan, menginstruksikan kepada jajarannya mulai Kepala Lingkungan hingga Camat untuk peduli dengan lingkungan sekitarnya.
“Kita harap semangat kolaborasi Wali Kota Medan bisa di ikuti perangkat pemerintahan dibawahnya, agar lebih peduli dengan wilayah sekitarnya, responsif dan berinisiatif jangan menunggu perintah baru dikerjakan”, ujar aktifis Satu Betor ini tegas.
Penulis : Sahabatnews.com
Editor : Admin7